Perjalanan Solo Pertama ke Negeri Tetangga

Perjalanan kali ini sebenarnya sudah direncanakan jauh-jauh hari, namun semuanya berubah ketika promo tiket pesawat melanda (banjir kali melanda). Awal nya saya dan temen-temen ingin melakukan vacation ke negeri tetangga pada kisaran Maret-April 2016, karena menganggap pada bulan itu urusan kuliah sudah mulai menyusut. Namun apa daya rencana tinggal rencana (kita hanya bisa berencana, semuanya kembali kepada sang pemilik rencana).

Dapat tiket promo di pertengahan Desember 2015, akhirnya hanya saya dan seorang teman saya yang bisa berangkat dengan agenda dadakan ini. Namun ternyata mendekati hari H, teman saya yang sudah berencana ikut dan sudah memesan tiket tidak bisa membarengi saya untuk vacation ke negeri tetangga karena sakit (cepet sembuh ya), akibatnya saya jadi solo backpacker. Yup sebagai solo backpacker, saya harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang.


Hidup ini keras bung, kalau mau solo backpacker harus usaha lebih keras


Sayapun mulai mencari penginapan selama di Singapura. Mulai mencari penginapan yang murah dan dekat dengan akses transportasi. Setelah googling sana sini, saya pun memutuskan untuk memesan kamar di Joyfor backpackers’ Hostel. Kenapa saya milih hostel ini, karena selain tempatnya bersih, murah dan juga dekat dengan stasiun MRT (Recommended banget dah buat para backpacker… ) dan satu lagi free sarapan dan wi-fi broohh..... 

Sebagai salah satu transportasi umum di Singapura, MRT menjadi transportasi primadona, bukan hanya untuk warga lokal, juga wisatwan. Akses yang mudah dan melewati semua daerah di Singapura membuat transportasi ini menjadi andalan saya.

Sebagai seorang backpacker, saya harus meminimalisir pengeluaran selama perjalanan tapi tetap harus memikirkan kenyamanan. Oleh karna itu, penginapan yang nyaman dan murah menjadi salah satu poin penting dalam setiap perjalanan saya.


"Tips backpacker : Dalam memilih penginapan, selain murah dan bersih pastikan dekat dengan transportasi umum selain itu wi-fi gratis dan sarapan gratis juga harus menjadi bahan pertimbangan untuk menghemat pengeluaran"

Akhirnya, pertengahan desember saya pun berangkat ke Singapura. Menggunakan maskapai Air Asia (ini paling sering promo loh), saya berangkat dari Jakarta pukul 7 malam dan sampai di Singapura pukul 9 malam waktu Singapura di Terminal 1 Changi Airport. Sebenarnya penerbangan ke Singapura dari Jakarta hanya memerlukan waktu satu jam saja, namun karena perbedaan waktu antara Jakarta dan Singapura itu satu jam lebih lambat.

Buat teman-temen yang pertama kali ke Singapura, negara ini merupakan salah satu negara anggota ASEAN, jadi kita tidak perlu Visa untuk kunjungan ke Singapura, maksimum kunjungan 1 bulan lebih dari itu kita tetap harus mengurus visa perizinan.

Sampai di Changi Airport, saya langsung ke bagian imigrasi untuk “Cap Passport”, agar bisa keluar dari bandara.  Oh ya sebelum kebagian selanjutnya, saya ingin berbagi pengalaman menarik saya sebelum "cap passport". 

Jadi ceritanya, setelah tiba di terminal 1 Changi airport, saya tidak langsung ke bagian imigarsi, terus kemana dong??? .  Saya langsung ke terminal 2 dengan berjalan kaki. ya terminal seluas itu saya jalani karna terlalu antusias (besok-besok jangan di ulang ya mas broo). Tujuan saya ke terminal 2 cuma satu, yaitu untuk "menemukan" stasiun MRT. karna terlalu antusias, saya jadi lupa untuk chek out dari terminal satu. nah pas mau keluar terminal 2 saya serahkan tu passport saya buat check out dari bandara. 

Petugas bandara keheranan, loh inikan penerbangan di terminal 1, kenapa chek out nya di terminal 2? dia menanyakan saya beberapa pertanyaan yang intinya saya tidak diperkenankan untuk melewati terminal 2. Jadi satu-satunya cara saya harus ke terminal 1 untuk check out baru bisa ke terminal 2 (haduuhh capek dehh).

Akhirnya saya kembali berjalan ke terminal satu (jalan kakii eyy). Sampe di terminal 1, masalah kembali terjadi, karena orang-orang yang satu penerbangan dengan saya sudah check out semua, dan saya jadi orang yang paling belakangan. akibatnya di bagian imigrasi saya kembali ditanya-tanya darimana saja dan ngapain aja. Setelah saya ceritakan apa yang terjadi akhirnya si petugas angguk-angguk mengerti dan "mencap" passport saya.

Foto bersama stormtrooper setelah lelah jalan kaki di Changi Airport

walaupun lelah, saya senyum-senyum sendiri membayangkan pengalaman bodoh yang baru saya alami. Kalau ada Rian (teman saya) pasti dia langsung bilang lim.... lim dengan gaya geleng-geleng kepalanya.

oke next,

Selanjutnya saya keluar terminal 1 untuk ke terminal 2, karena stasiun MRT berada di terminal 2. Kalau tidak mau capek, kita bisa naik sky train dari terminal 1 ke terminal 2, jangan khawatir, sky train ini gratis. Karena sudah lelah bolak-balik terminal 1-2-1 dengan berjalan kaki, sayapun memilih untuk naik sky train untuk ke terminal 2. Nah salah satu yang paling saya sukai di Singapura adalah, petunjuk arah di sini semuanya lengkap dan tersusun rapi, sehingga kita tidak perlu takut nyasar. Untuk menemukan sky train di terminal 1, kita cukup mengikuti petunjuk arah saja.

Nah, sampai diterminal 2 langsung ikuti petunjuk arah “train to city” untuk menemukan stasiun MRT. Oh ya sebelum naik MRT saya ingin jelaskan sedikit “kartu ampuh” untuk bisa naik MRT. Ada tiga jenis kartu yang bisa kita gunakan untuk bisa naik MRT di Singapura. Kartu pertama adalah Ez-link. Ez-link ini sama dengan kartu e-money yang biasa di keluarkan bank-bank di Indonesia (brizzi, tap cash, Flazz, dll).  Nah kita bisa mendapatkan ez-link ini di dekat stasiun MRT Changi Airport. Disini ada loket yang menyediakan penjualan kartu ini. Cukup dengan 12 dollar singapur kita bisa mendapatkan kartu ini. 7 dollar merupakan saldo yang bisa kita gunakan, sedangkan 5 dollar merupakan harga kartu. Nah saldo kita akan terpotong sesuai jarak perjalanan yang kita lakukan.

Ez-link card yang bisa digunakan untuk naik MRT dan Bus 

Kartu yang kedua adalah singapore tourist pass (STP). Kartu ini merupakan kartu bebas transportasi alias kita akan bebas naik MRT atau Bus di Singapora dengan menggunakan kartu ini. Karena itu, kartu ini harga kartu ini hitungnya perhari. Terserah kalian mau pass buat berapa hari. Beli STP ini juga di loket di dekat stasiun MRT.

Kartu yang ketiga adalah kartu standart ticket MRT. Kartu ini harganya sesuai dengan rute tujuan perjalanan kita dengan menggunakan MRT. Kartu ini bisa di top up di setiap stasiun MRT.

Nah saya sendiri, karena sampe di Changi sudah jam 9 malam, loket buat STP sudah tutup, akhirnya saya memilih untuk membeli ez-link card. Setelah sampai di stasiun MRT terminal 2 sayapun langsung menuju loket untuk membeli ez-link.

"Tips backpacker : sebelum naik MRT pastikan kamu sudah download atau dapat rute perjalanan MRT Singapura dan sudah mengetahui stasiun yang akan kamu naiki, karena ada beberapa jenis kereta di singapura yang memiliki rute berbeda juga, Rute MRT bisa kamu download disini Rute MRT Singapura"

Perjalanan saya selanjutnya dari changi adalah ke stasiun Kallang, karna lokasi penginapan saya (Joyfor’s backpacker) ada di dekat stasiun kallang. Testimoni saya dalam menggunakan MRT pertama kali di singapore, cukup menarik dan nyaman. Disini tidak ada namanya berdesak-desakan, dan suasana di dalam kereta cukup tenang. Masing-masing orang sibuk dengan gadgetnya sendiri.

Sampai di stasiun kallang, saya agak kebingungan dalam menentukan arah untuk mencari lokasi penginapan saya. Namun berbekal nekat saya mulai menelusuri jalan yang sudah coba saya hapal sebelumnya lewat google map (maklum belum dapet koneksi internet. Setelah berjalan sekitar 5 menit, sayapun akhirnya menemukan penginapan saya.

Tidak sulit untuk menemukan penginapan ini. Dan yang paling menarik adalah, ketika saya datang, penjaga penginapan langsung mengenali saya dan memberi saya kunci kamar tanpa berlama-lama serta memberikan passwor wi-fi (ini yang saya suka). Sebagai informasi, sebelumnya saya memang sudah membooking penginapan ini melalui traveloka, karna saya tidak mau ribet kalau booking ditempat, soalnya takut kehabisan kamar.

Sesampainya di kamar saya langsung beres-beres dan istirahat tidak lupa charge segala gadget untuk mempersiapkan diri dalam solo backpacker besok hari (Hari pertama).

Perjalanan Solo Pertama ke Negeri Tetangga Perjalanan Solo Pertama ke Negeri Tetangga Reviewed by Anonymous on Tuesday, November 08, 2016 Rating: 5

1 comment:

Powered by Blogger.