Manusia sejatinya selalu memiliki mimpi dan obsesi yang membuat mereka selalu bersemangat dalam kesehariannya. Namun tak jarang, akibat dari mimpi dan obsesi itu sendiri membuat manusia semakin terpuruk. Berbagai alasan tercurah mereka kambing hitamkan sebagai akibat dari keterpurukan mereka. Ya, terlalu menggantungkan hidup kepada mimpi dan obsesi membuat kita menjadi manusia robot. Ketika mimpi dan obsesi itu tidak tercapai, maka kita akan rusak, atau bahkan ketika mimpi dan obsesi itu bisa kita capai, maka kita akan mati (ujung-ujungnya tetap terpuruk).
Kita terkadang lupa, sebagai manusia, sudah fitrahnya kita memerlukan sandaran untuk tetap berdiri, memerlukan pegangan untuk tetap tegak, dan memerlukan penguat untuk tetap bisa bertahan. Namun, kita sebagai makhluk yang membutuhkan sisi spiritual terkadang lupa bahwa kita memiliki sang pencipta, sang maha kuasa, sang khalik, Allah SWT yang selalu memberikan nikmatnya kepada kita. Kita terlalu sibuk dengan dunia, terlalu sibuk dengan manusia lainnya, terlalu sibuk dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, sehingga kita lupa untuk kembali kepada fitrah kita.
Penyesalan yang datang, terkadang membuat kita justru menyalahkan sang khalik atas kejadian yang menimpa kita. Padahal perbuatan kita yang menjadikan kita seperti itu. Kenangan, ya atas nama kenangan terkadang seseorang bisa tiba-tiba meneteskan air mata, atau bahkan bisa membisu seribu bahasa. Itulah kenapa kita harus pandai memilih kenangan yang akan kita simpan di dalam memory kita. Karna sewaktu-waktu kenangan itu akan muncul kembali sebagai bagian dari masa lalu kita.
Terkadang, beberapa orang akan ditakdirkan menjadi kenangan bagi kita, bukan untuk menjadi bagian dari kita. Itulah cara Allah menunjukan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Dunia yang sesaat ini, bahkan bisa membuat milayaran manusia terlena. Padahal sudah sangat jelas, kita belajar dari orang-orang di masa lalu kita, kita bisa pindah dari satu moment ke moment lainnya, tapi sampai kapan saat itu akan berlangsung?? akan kah selamanya? tentu tidak.
Maka sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, sebagai manusia yang memiliki kewajiban, persiapkanlah diri kita. Raih dan kejar cita-cita dan obsesi kita, dengan tidak melupakan kewajiban kita sebagai mahkluk ciptaan Allah untuk tetap menjalankan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan kepada kita. Menjalani keseharian dengan batasan itu perlu, agar kita tidak terpuruk terlalu jauh, akibat permainan rasa yang selalu membuat kita marah, sedih, terluka atau apapun itu. Sebab atas nama apapun itu, tidak ada jalan seindah jalan dibawah naungannya.
Berpacu Dengan Waktu dan Kenangan
Reviewed by Maslim
on
Friday, February 19, 2016
Rating:
No comments: