Cerita ke India: mulai dari Drama pembatalan sampai tanggungJawab JetAirways



Berbekal dari tiket promo JetAirways yang diperoleh pada Agustus tahun lalu, saya dan dua orang teman saya (Noe dan Arfa) berangkat ke Delhi dari Jakarta pada tanggal 26 Maret 2019. Namun, sebulan sebelum keberangkatan, kami mendapat informasi mengenai pembatalan penerbangan kami dari yang semula berangkat Jakarta-Bangkok, Bangkok-New Delhi, ternyata penerbangan kami Bangkok-New Delhi tiba-tiba saja dibatalkan, setelah dua bulan sebelumnya mendapat perubahan jadwal penerbangan (jam penerbangan). Setelah mendapat informasi dari grup Backpacker International (BI), sebuah grup di FB tempat berbagi pengalaman para Backpacker Indonesia, melalui teman-teman saya yang akan berangkat juga, ternyata banyak yang mengalami pembatalan serupa. Setelah googling sana-sini, ternyata Jet Airways sedang mengalami goncangan keuangan (sampai tulisan ini saya terbitkan, sekarang mereka beneran vakum sampai waktu yang belum ditentukan setelah gagal mendapatkan pinjaman dana). Alhasil perasaan was-was mulai muncul.


Setelah mendapat rekomendasi dari beberapa cerita di grup BI, akhirnya saya mencoba menelpon kantor perwakilan Jet Airways di Jakarta untuk menanyakan perihal pembatalan tersebut. Ternyata mereka juga sedang mengalami kendala mengenai banyaknya laporan terhadap pembatalan ini dan masih menunggu konfirmasi dari kantor perwakilan di Singapura. Katanya sih akan menelpon saya kembali jika ada kabar terbaru. Setelah beberapa hari tidak mendapat kabar, akhirnya saya nekat untuk meng-email JetAirways Singapura dan India. Saya lanjutkan juga dengan DM langsung ke akun JetAirways India di twitter. Ternyata DM saya lebih manjur ketimbang telpon ataupun email. Dua jam setelahnya DM saya langsung dibalas yang menyebutkan bahwa saya akan dihubungi oleh pihak JetAirways India. Benar saja, tak lama setelah itu saya mendapatkan telepon langsung dari India yang mengkonfirmasi perubahan jadwal penerbangan saya, yang semula via Bangkok, akhirnya dirubah via Singapura. (Setelahnya saya baru tau kalau penerbangan via Bangkok oleh JetAirways sudah tidak ada lagi).

Setelah masalah selesai, akhirnya kami memantapkan kembali itinerary yang telah kami susun bersama. Tiga hari sebelum berangkat, drama kembali terjadi. Setelah mengecek di web JetAirways, ternyata giliran penerbangan balik saya yang dibatalkan. Mengalami nasib serupa yang semula seharusnya balik via Bangkok, kali ini penerbangan Delhi-Bangkok dibatalkan. Akhirnya saya tempuh cara yang serupa ketika saya mengatasi masalah pembatalan sebelumnya. Ternyata ketiga cara diawal (telpon, email dan DM twitter) yang saya ulang kembali tidak mendapatkan respon. Akhirnya salah satu teman saya (Arfah) mencoba melaporkan hal ini melalui Akun Instagram Jet Airways Indonesia. Ajaibnya, tak lama setelah komen tersebut saya langsung ditelpon oleh kantor perwakilan JetAirways di Jakarta yang mengatur penjadwalan ulang penerbangan balik saya yang semula via Bangkok, berubah via Singapura. Sayangnya, untuk penerbangan Singapura-Jakarta saya turun kelas yang semula menggunakan Garuda menjadi Jet Star. Hal ini karna ketersediaan penerbangan, dan sayapun akhirnya terima daripada bermasalah lagi.

Setelah mengalami berbagai hambatan, akhirnya hari keberangkatan pun tiba. Setelah tiba di Terminal 3 Bandara Sukarno–Hatta, saya dan teman-teman langsung check in ke counter Garuda untuk penerbangan Singapura-Jakarta. Perasaan tidak enak muncul ketika petugas check in mengatakan ia tidak bisa check in kan saya dan teman-teman ke penerbangan selanjutnya di JetAirways (Singapura - New Delhi). Si mbak merekomendasikan saya untuk mencoba check in via web JetAirways, mengingat jeda waktu transit saya di Singapura hanya dua jam (waktu yang mepet untuk penerbangan internasional). Saya pun akhirnya mencoba check in via web sesuai saran mbak petugas check in, dan ternyata saya juga tidak bisa check in. Akhirnya saya memutuskan untuk tetap nekad mencoba check in kembali nanti ketika tiba di Changi Airport Singapura.  

Tiba di Changi, yang semula saya berniat langsung ke counter JetAirways, ternyata saya dan teman-teman sudah ditunggu di ruang kedatangan oleh petugas JetAirways, terdapat 4 orang dengan tujuan lanjutan penerbangan ke Delhi, saya dan kedua teman saya  serta satu orang pemuda India. Kami berempat dibawa dan diarahkan petugas JetAirways untuk meunju counter JetAirways. Namun, firasat buruk semakin kuat ketika sang petugas menjawab “you will know at the counter” ketika saya menanyakan penerbangan selanjutnya.

Sesampainya di Counter, firasat buruk saya benar-benar terjadi. Kami langsung dijelaskan kalau pesawat yang seharusnya membawa kami ke Delhi pada hari itu berubah tipe, alhasil terdapat penyusutan kursi dari yang seharusnya, dan kami termasuk para penumpang yang tidak bisa ikut penerbangan tersebut. Bersama kami berempat, ada 4 orang India yang juga baru tiba dari Melbourne, Australia. Belakangan, kami ketahui Bapak-Ibu tersebut ternyata mantan walikota Shimla, ibukota dari negara bagian Himachal Pradesh. Beliau memberi tahu kami untuk waspada terhadap supir taksi di Bandara Delhi.


Counter JetAirways di Changi Airport

Kembali ke cerita counter, setelah mendapatkan penjelasan terkait pemunduran penerbangan (yang sebelumnya tanggal 26 Maret, diudur ke 27 dengan jam yang sama), akhirnya petugas counter menjelaskan bahwa kami akan mendapat uang ganti rugi sebesar SGD 200 atau kurang lebih dua juta rupiah. Awalnya kami mengira uang ini sudah termasuk untuk akomodasi satu malam kami di Singapura karna penerbangan kami baru akan dilakukan keesokan harinya. Setelah menunggu beberapa lama (sekitar satu sampai dua jam), kami akhirnya kembali dipanggil ke counter untuk mendapatkan uang ganti rugi, dan tahu apa?? Ternyata petugasnya juga telah memesankan penginapan untuk kami berdelapan di Grand Copthorne Waterfront Hotel (salah satu hotel berbintang 5 di Singapura dengan rate permalam sekitar 3-5 juta rupiah). Selain itu, mereka juga menjelaskan bahwasannya akan mengganti uang taksi kami ke hotel ditambah menggratiskan makan kami untuk makan malam dan makan siang keesokan harinya. Sebuah pelayanan dan tanggung jawab luar biasa. Bayangkan mendapat ganti rugi sebesar SGD 200 ditambah menginap di hotel berbintang (sekitar 3-5 juta), biaya taksi (200 ribu rupiah) dan 2x makan di hotel. Padahal harga tiket kami PP Jakarta-Delhi hanya sebesar 1,4 juta.

Pemandangan dari kamar hotel

Saya merasa sangat beruntung meskipun harus merubah itinerary saya dan teman-teman. Beruntungnya lagi, hotel yang telah saya pesan di Delhi dan agra ternyata bisa mundur tanpa ada biaya tambahan. Kami hanya rugi tiket kereta sebesar 100 ribu rupiah dari Delhi-Agra. Saya melihat begitu bagusnya pelayanan dan tanggung jawab JetAirways, disaat perusahaan mereka sedang diujung tanduk, masih bisa memberikan pelayanan dan tanggung jawab yang luar biasa. Sangat berbeda jauh dengan maskapai-maskapai di Indonesia. Saya berharap JetAirways dapat kembali terbang dan menemukan solusi untuk bangkit dari kebangkrutan yang di alami.

Dinner di Resto Hotel


Terimakasih JetAirways untuk pelayanan dan pengalaman yang diberikan.


Cerita ke India: mulai dari Drama pembatalan sampai tanggungJawab JetAirways Cerita ke India: mulai dari Drama pembatalan sampai tanggungJawab JetAirways Reviewed by Maslim on Sunday, April 21, 2019 Rating: 5

4 comments:

  1. Bisa dijadiin cerita untuk film India ini wak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak kasus yg dapet tiket promo ini yang bulan sekarang gak bisa terbang balik wak karna maskapainya udah tutup. Jadi mereka beli tiket ulang untuk pulang yang bisa sampe 4 jutaan.

      Delete

Powered by Blogger.